Info Terbaru: Jenis Olahraga Tidak Pengaruhi Tinggi Badan



Manfaat olahraga untuk menyehatkan tubuh tak perku dipertanyakan lagi. Tetapi, benarkah olahraga tertentu seperti basket, renang, atau lompat tali dapat menambah tinggi badan anak?

Banyak yang bilang, jika ingin tubuh anak bertambah tinggi, seringlah melakukan olahraga tersebut. Bagaimana faktanya?

Dokter spesialis anak konsultan endokrin Aman Pulungan mengungkapkan, basket maupun renang tidak pernah terbukti menyebabkan tinggi badan bertambah.

"Olahraga itu buat sehat, iya. Olahraga juga memicu keluarnya hormon pertumbuhan," kata Aman di AP&AP Pediatric Growth and diabetes Centre, Jakarta, Kamis (15/9/2016).

Jadi, bukan berarti jenis olahraga basket dan renang dapat membuat anak bertambah tinggi. Semua jenis aktivitas fisik yang rutin dilakukan memang dapat memicu produksi hormon pertumbuhan.

Karena itulah, anak-anak pun selalu disarankan untuk rutin melakukan aktivitas fisik di sekolah. Manfaatnya lebih kepada mencegah anak obesitas atau kegemukan.

Untuk memaksimalkan pertumbuhan anak, yang perlu diperhatikan adalah asupan nutrisinya mulai dari masa kehamilan ibu. Selain itu, menurut Aman salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan anak adalah tidur yang cukup.

"Sebab, produksi hormon pertumbuhan itu paling optimal saat anak tidur," jelas Aman. Sementara itu, pada kasus anak bertubuh pendek karena masalah medis lainnya, bisa diatasi dengan intervensi, seperti pertambahan hormon pertumbuhan atau tergantung apa penyebabnya.

Aman mengingatkan pentingnya memantau tumbuh kembang anak. Dengan begitu, jika ada masalah pertumbuhan, bisa ditangani sejak dini.

Anak Tinggi dan Kecerdasan



Mama bangga. Si sulung sering dikira anak Sekolah Dasar (SD). Padahal ia masih duduk di bangku TK. Usianya masih 5 tahun. Postur si gadis cilik ini memang lebih tinggi ketimbang teman sebayanya. Kalau sedang berbaris sebelum masuk kelas, ia paling menjulang.

Yang menarik untuk diketahui, ternyata ada keterkaitan antara tinggi tubuh dan kecerdasan seorang anak. Ada beberapa hasil riset yang menyatakan, anak yang tinggi cenderung lebih cerdas.

Riset dari Princeton University pada 2006, menguak anak-anak yang lebih tinggi memiliki hasil signifikan dalam tes kognitif. Penelitian lain oleh tim dari University of Colorado menyatakan, orang yang pandai cenderung memilih pasangan dengan postur yang tinggi. Pasalnya, tinggi badan dan kecerdasan dinilai sebagai sesuatu yang menarik.

“Pasangan ini pun akhirnya memiliki keturunan dengan tinggi badan di atas rata-rata dan kecerdasan yang tinggi pula,” kata Matthew Keller, sang kepala riset.

Senada dengan riset di atas, Medical News Today mengupas penelitian yang dilakukan University of Colorado Boulder. Dikatakan, orang bertubuh tinggi, sejak dulu dinilai lebih menarik dan memilih orang dengan IQ tinggi untuk dinikahi. Hal ini disebut pleiotropy atau kecenderungan bahwa orang yang memiliki sifat lebih akan memilih menikah dengan orang yang juga memiliki sifat lebih dalam hal lain. Alhasil, keturunan atau anak mereka selain bertubuh tinggi karena faktor genetik juga memiliki IQ yang lebih tinggi.

Riset lain, dari Universitas Bristol, Inggris, menyebutkan, anak yang tinggi memiliki kecerdasan lebih tinggi. Penelitian itu juga mengungkap, hubungan IQ dengan hormon pertumbuhan.

Riset dilakukan terhadap 500 anak usia TK dan SD yang menjalani tes IQ dan diukur level Insulin Growth Factor (IGF) dalam darahnya. Hasilnya, terdapat hubungan antara IQ dan level pertumbuhan hormon, yakni anak yang pertumbuhan hormonnya tinggi memiliki tingkat inteligensi yang lebih baik.

Riset itu menyebut, kadar IGF atau hormon pertumbuhan dipengaruhi berbagai faktor seperti pola makan, genetik, dan psikologis. Faktor ini berperan penting dalam berkembangnya organ-organ fisik dan psikologis anak. Riset tersebut juga menyebut, hal lain yang menyebabkan anak tinggi cenderung lebih pintar adalah faktor nutrisi dan stimulasi.

Narasumber: Prof. Dr. Abdul Razak Thaha, M.Sc., SpGK, Guru Besar Ilmu Gizi Universitas Hassanudin